Serunya hiking ke Gunung Rakutak dan Danau Ciharus Jawa Barat

Gunung Rakutak, yaa itulah nama gunung tersebut. Mungkin nama gunung ini tidak sebegitu terkenal dibandingkan dengan gunung-gunung yang ada di jawa barat. Seperti gunung Gede, gunung Ciremai dan lainnya. Gunung Rakutak juga hanya mempunyai ketinggian sekitar 1.957 mdpl. Tapi eeeitss tunggu dulu jangan ngeremehin ketinggian gunung ini ya.. yuu ikuti perjalanan kami kesana. Siapa tau ada yang tertarik untuk mengunjungi keindahan alam disana.

Kami tadinya adalah pecinta camping, Saya beserta teman-teman dari perkumpulan gozlag company, biasanya pada liburan lebaran suka ada acara camping. Yaa tempatnya pun dipilih yang nyaman karena kan niatnya kita adalah camping dan bersenang-senang. Tempat yang dipilihpun tidak jauh dari perkemahan gunung puntang dan danau ciharus.

Karena kebosanan akhirnya setelah terakhir camping di danau ciharus ada rencana untuk melakukan perjalanan ke gunung rakutak dan nantinya diteruskan ke danau ciharus juga di kamojang garut.

Musim liburan lebaran pun tiba, saat itu, Saya (Yoshi), Jejen, Ate, Andy Ohang, udah bertekad akan ke gunung rakutak untuk mengisi liburan. Biasa sebelum mengunjungi tempat yang belum dikenal, saya suka membaca dulu blog dari teman-teman blogging yang pernah juga kesana. Dan hampir keselurahan yang pernah kesana merasakan kepuasan tersendiri dengan menaiki gunung rakutak.

Akhirnya kami memutuskan untuk pergi kesana pada hari kamis, 23 Juli 2015. Saya pun mengambil cuti, karena libur lebaran sendiri sudah berakhir pada tanggal 22 Juli sudah seharusnya masuk kantor. Karena rasa penasaran ingin kesana sehingga saya memutuskan cuti. Ternyata sehari sebelum berangkat, teman saya andy tidak bisa jadi ikut, karena ada acara keluarga (silaturahmi), sehingga tinggal 3 orang saja yang positif akan berangkat.  Tadinya sempat ragu, tetapi karena keinginan yang kuat kita coba saja berangkat meski hanya bertiga.

Malamnya saya mempersiapkan perbekalan, seperti jaket, buff, kupluk , sleeping bag dan bahan makanan serta alat-alat yang diperlukan. setelah semuanya beres kemudian saya tidur.

Besok pagi tanggal 23 Juli 2015 saya pun berangkat ke rumah teman saya si petualang sejati, Jejen. Diantar isteri saya tercinta. hihi.. naik motor. Isteri pun pamit pulang. dan saya menunggu teman saya seorang lagi, Atep.

Saya pun bertemu dengan Jejen di rumahnya dan dia ngasih tau kalo anaknya Atep sakit dan sekarang lagi dibawa ke dokter. jadi mungkin berangkatnya aga siang. Waduh,, saya pikir banyak banget kejadian yang bikin ga enak hati. hhe..

Tapi tak lama Atep pun konfirmasi lewat bbm kalo dia lagi berangkat menuju rumah Jejen. Singkat cerita Atep pun datang dan Kami pun berangkat.

Perjalanan Menggunakan Angkutan Umum.

Kami tinggal di daerah Majalaya. Untuk sampai ke pos masuk gunung rakutak yang berada di sukarame, dari alun-alun kami bertiga menaiki angkot Majalaya-Lembur awi. Tiba di terminal Maruyung, pertigaan dari arah ciparay dan lembur awi. Setelah membeli air dan spirtus kami pun menaiki angkot menuju sukarame.

Dari pertigaan itupun sudah banyak jasa ojeg yang menawarkan untuk berangkat ke sana menggunakan ojeg. namun untuk pengalaman akhirnya kami tetap menggunakan angkutan umum. Selama di angkot, kami mengecek jalur perjalanan kami menggunakan aplikasi sygic dan oruxmaps. Karena ini pertama kali kami kesana sehingga file tracklog dari orang lain sangat membantu jika kami tersesat.

Karena keasyikan mengobrol, ternyata pos biasa untuk para pendaki yang hendak ke gunung rakutak tidak tahunya telah terlewati. Itu terlihat dari gps pada handphone yang kami gunakan lokasinya sudah keluar dari tracklog. Kami pun menegaskan kembali ke sopir angkot kalo kami mau naik gunung rakutak. Lalu pak sopir bilang kalo katanya kalau mau naik ke gunung rakutak nanti enakan lewat jalur depan. kami pun iya-iya aja karena tidak tahu. akhirnya tidak lama angkot pun berhenti dan kami diturunkan di depan gang dan dari situ emang sudah terlihat gagahnya gunung rakutak dengan 3 puncak yang yang bersampingan.

Dan perjalanan pun di mulai

Kami bertiga pun menyusuri gang melewati rumah penduduk dan sering sering bertanya kepada warga dan para petani jalur ke gunung rakutak. Meski kami disarankan untuk kembali lagi oleh rombongan petani dikarenakan kalo lewat jalur sini trek nya lumayan menanjak terus menerus. sedangkan kalo melalui jalur biasa treknya dibilang lebih landai, sehingga saya disarankan untuk naik ojeg untuk kembali ke pos biasa para pendaki melakukan start pendakian. Tadinya kami pun berniat untuk menaiki ojeg dikarenakan alasan keamanan. Tapi setelah berjalan melewati rumah warga, kami bertemu dengan salah seorang petani dan kembali menanyakan trek untuk ke gunung rakutak. karena di liat di gps pun kami sudah keluar jalur biasa. Dan petani tersebut bilang kalo ke gunung rakutak nanti belok kanan saja melewati pemakaman kemudian lurus terus sampai titik terakhir perkebunan warga.

Akhirnya kami tidak jadi naik ojeg, karena tukang ojegnya pun tidak ketemu.. hehe.. dan melakukan perjalanan sambil memperhatikan arah panah pada gps di handphonenya Jejen. Saat itu kami berpikir mau apapun yang penting sampai kembali ke track log yang ada pada gps.

Setelah beberapa menit tak terasa tempat kami turun angkot sudah kelihatan jauh sekali, dan kami sudah berada di salah satu kaki gunung. kami pun beristirahat sambil mengemil makanan perbekalan kami, tidak lama muncul seorang petani yang turun sambil membawa sebatang pohon bambu berdiameter lumayan besar. Akhirnya kami ngobrol-ngobrol dengan petani tersebut dan diapun menceritakan pengalaman hidupnya naik turun gunung. Mengantar para pendaki jakarta dan lain sebagainya.

setelah mengobrol kami pun melanjutkan perjalanan, karena gps kami menunjukan sebentar lagi kami akan memasuki alur track yang ada pada gps. jalannya pun semakin menanjak, melewati perkebunan tomat dan cabe milik petani sisa panen. sehingga dibiarkan mengering.

rakutak1

Atep (Baju Merah) dan Jejen, jalan menanjak sekitar 70-80 derajat. menuju jalur track log

setelah menanjak yang melelahkan akhirnya kami masuk ke track log gps. Aman, setidaknya kami sekarang berada di jalur yang benar untuk sampai ke puncak rakutak.

saya dengan Jejen

saya dengan Jejen

gunung rakutak

di depan nampak gunung Rakutak

dari sini perjalanan masih landai dan sesekali naik. Namun dari sinipun sudah disuguhi pemandangan yang indah.

IMG_20150723_135718

Pemandangan yang disuguhkan,

Pemandangan yang disuguhkan,

beberapa jalur perjalanan yang dilewati

Jpeg

IMG_20150723_141454

Dan tepat pada pukul 15.30-an kami sampai di puncak 1 gunung rakutak. dimana terdapat lahan untuk mendirikan tenda, karena kami berniat untuk bermalam sambil beristirahat.  Sangat sepi sekali tidak ada oarng lain yang ada di puncak selain kami bertiga. Dan saya pikir tidak akan ada pendaki lain yang juga mendirikan tenda di tempat ini dikarenakan selama perjalanan kami tidak berpapasan dengan siapapun.

Samar-samar terdengar suara orang yang sedang menuju pada tempat kami. Dan betul saja ada 5 orang yang akhirnya juga sampai di puncak. Namun karena menggunakan jalur yang berbeda sehingga selama perjalanan kami tidak berpapasan. Kami pun bertutur sapa. dan mendirikan tenda masing-masing.

Jejen dan Ate memutuskan untuk mengambil persediaan air, sehingga harus turun kembali melalui rute 5 orang yang baru datang, karena diberitahu kalo di bawah ada mata air,  mereka pun berangkat sekitar pukul 16.30-an dan saya pun mendirikan tenda kembali dan membereskan perlengkapan.

Akhirnya setelah satu jam lebih Jejen dan Atep kembali dengan membawa air sambil ngos-ngosan karena trek nya yang curam dan cukup ekstrim. sehingga menguras tenaga mereka.

Malam itu pun kami habiskan dengan beristirahat, melihat bintang-bintang yang terlihat lebih banyak, padahal ada cahaya bulan juga. Tapi malam tersebut memang sangat indah.

Dan pagi pun menjelang, kembali kami diberikan pemandangan yang luar biasa, betapa indah ciptaan yang Maha Kuasa untuk kita syukuri dan kita renungkan.

IMG_20150724_053641 IMG_20150724_053704 IMG_20150724_054055 IMG_20150724_060313

Dan tidak lama beberapa orang muncul juga ke tempat kami, ternyata mereka memilih berkemah di bawah, atau biasa disebut Tegal Alun, karena tempatnya nyaman untuk didirikan tenda.

Photo-photo dulu mengabadikan keindahan alam.

rakutak

Jpeg

atep

atep

Untuk beberapa foto lainnya bisa di cek di gallery kami yaa..

Jpeg

Jpeg

Jpeg

Jpeg

IMG_20150724_080107

Jpeg

Jpeg

IMG_20150724_053641

Salam Lestari.